Dinkes Diminta Sosialisasi ke Masyarakat soal Kesehatan Mental
NUSASATU – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) Salehuddin meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim untuk melakukan sosialisasi yang masif ke masyarakat perihal kesehatan mental atau kejiwaan.
Pasalnya, menurut Salehuddin, masyarakat yang menderita penyakit ini dianggap aib. Celakanya, stigma tersebut justru membuat si penderita mengalami diskriminasi. “Itu yang kami rasakan. Seharusnya tenaga kesehatan harus memberikan pemahaman terhadap masyarakat, sehingga persepsi-persepsi itu bis adiminimalisir,” katanya, kemarin.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini mengungkapkan, pada tahap awal masyarakat umum menganggap gangguan tersebut sebagai gejala stres, selanjutnya dapat meningkat ke depresi. Ketika hal tersebut sudah terjadi, barulah dipahami bahwa itu adalah gejala gangguan jiwa.
“Padahal kalau kita bicara kesehatan jiwa, gejala awalnya sudah sering terjadi di masyarakat kita, ini karena memang pengetahuan masyarakat terkait kesehatan jiwa beserta gejala-gejalanya kurang teredukasi,” bebernya.
Salehuddin berharap, ke depan Dinkes Kaltim dapat memberikan sosialisasi mengenai kesehatan jiwa maupun pencegahannya kepada masyarakat. “Masyarakat juga menganggap seolah-olah itu aib, padahal harusnya pasien sudah mendapatkan terapi secara medik, sosial, maupun secara psikologis,” sebutnya.
Dismaping itu, dia juga menyayangkan sarana prasarana hingga instrumen dari Dinkes Kaltim masih dianggap tidak tersentuh atau kurang masif. “Kalau dari awal sudah sering sosialisasi terkait kesehatan jiwa, saya pikir keluarga pasien dan masyarakat bisa mendeteksi. Misalnya harus ke psikiater, atau mungkin ada terapi sosial,” tukasnya. (iwa/adv)



