NUSASATU, KUTIM – Sektor pariwisata di Kutai Timur (Kutim) dianggap belum signifikan menyumbang Pendapatn Asli Daerah (PAD). Pasalnya, tahun lalu saja, ketika PAD Kutim meningkat 71,9 persen dari target Rp 249,6 miliar, sumbernya justru berasal dari sektor pertambangan, perkebunan, dan perikanan.
Menanggapi itu, anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Sayid Anjas menyatakan, Kutim memang bukan daerah pariwisata. Makanya sector ini tidak terlalu berperan besar di PAD. “Kalau soal pariwisata, paling hanya seputar UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah, Red.). Seharusnya ini yang digalakkan,” katanya, kemarin.
Baginya, hal ini bukan berarti mengesampingkan pelbagai upaya yang telah dilakukan untuk memajukan pariwisata di Kutim. Namun faktanya sektor pariwisata di Kutim memang belum digarap maksimal.
Terlebih, ujar Sayid Anjas, kunjungan ke sejumlah destinasi wisata di Kutim berbeda dengan Kabupaten Berau yang memang punya nilai jual di sektor tersebut. “Coba cek berapa kunjungan destinasinya. Kalau kita perkuat disitu (sector pariwisata, Red.) saya rasa kurang maksimal,” ucapnya.
Sayid Anjas menegaskan, Komisi B DPRD Kutim sendiri lebih mendorong peningkatan UMKM. Apalagi setiap tahunnya ada anggaran yang disiapkan untuk Dinas Koperasi dan UMKM (Diskop UMKM) Kutim.
“Saya sendiri ada menganggarkan di beberapa tempat untuk UMKM di Dinas Koperasi dan UMKM. Kami hanya bisa memberikan anggaran untuk pembinaan UMKM,” tutupnya. (sur/adv)




