DPRD Kutim

Leni Anggriani Soroti Realisasi Program Merdeka Listrik dan Air

NUSASATU, KUTIM – Luasnya Kabupaten Kutai Timur (Kutim) membuat sebagian wilayah belum sepenuhnya dialiri listrik. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim melansir per Juni 2024, kelistrikan desa di Kutim saat ini mencapai 76,60 persen.

Persentase itu meliputi listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), serta Solar Cell Komunal. Sisanya, 23,40 persen, merupakan daerah yang belum teraliri istrik.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Leni Angriani, menyatakan sedang menghimpun informasi wilayah mana saja yang belum tersentuh program Pemkab Kutim ini. “Jika data sudah terkumpul, baru kami bisa ikut andil,” katanya, belum lama ini.

Ia menjelaskan, selama beberapa hari kedepan, kroscek ke sejumlah wilayah akan dilakukan. Terutama di Kecamatan Sangkulirang, Kecamatan Kaliorang, Kecamatan Sandaran, Kecamatan Kaubun, serta Kecamatan Karangan. Lima kecamatan ini sendiri merupakan Daerah Pemilihan (Dapil) 5. Leni Angriani bahkan menyebut, akses listrik di lima kecamatan ini sangat terbatas. Sebab, setiap pukul 22.00 Wita, listrik akan mati.

“Saya tahu kalau Dapil 5 listrik hanya bisa dinikmati sebentar saja,” ujarnya.

Disamping tu, Leni Angriani meminta, pemerintah desa segera melengkapi dan mengirimkan data terkait kekurangan infrastruktur listrik di daerah masing-masing. “Agar secepatnya bisa diurus,” ujarnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data terbaru, hingga tahun 2023, dari total 139 desa dan 2 kelurahan di Kutim, tercatat 33 desa yang masih belum menikmati aliran listrik PLN. Adapun rinciannya, sebanyak 104 desa kini telah teraliri listrik PLN 24 jam, 1 desa mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dan 7 desa lainnya menggunakan Solar Cell Komunal. (sur/adv)

Back to top button