NUSASATU, KUTIM – Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Yan, meminta evaluasi secara menyeluruh terhadap keberadaan dokter spesialis di Kutim. Tujuannya, agar tak ada penumpukkan di salah satu rumah sakit.
Bagi Yan, atensi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim terhadap dokter spesialis sudah sangat baik. Bahkan salah satu programnya adalah pemberian tunjangan khusus kepada dokter-dokter spesialis yang bersedia bekerja di daerah terpencil.
“Pemkab nanti akan memberikan tunjangan khusus terhadap dokter-dokter spesialis yang mau bekerja di daerah-daerah terpencil, daerah-daerah yang jauh,” katanya. “Itu saya kira satu langkah baik dalam rangka mengatasi kekurangan dokter spesialis di daerah-daerah yang kita anggap terisolir atau yang kita anggap jauh,” timpal Yan.
Dia menyatakan, langkah ini merupakan upaya pemkab untuk menarik minat dokter agar mau bekerja di daerah terpencil dengan memberikan insentif yang lebih.
“Memberikan beasiswa ikatan dinas, kemudian memberikan tunjangan-tunjangan khusus, insentif yang agak lebih nanti terhadap mereka yang mau bekerja di daerah-daerah terpencil,. Tapi nanti daerah-daerah terpencil ini yang terisolir ini kategorinya juga akan nanti ditentukan oleh pemerintah,” urainya.
Sebagai informasi, DPRD Kutim menyetujui rencana Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim untuk menaikkan insentif dokter spesialis di RSUD Muara Bengkal dan RSUD Sangkulirang. Namun, insentif tersebut harus berbasis kinerja dokter bersangkutan. Rencananya, insentif dokter spesialis itu sebesar Rp 60 juta sampai Rp 70 juta per bulan. Sebab, dengan nilai Rp 40 juta saat ini, hanya menjadi batu loncatan saja bagi Sebagian dokter spesialis. Setelah selesai kontrak, mereka justru pergi ke tempat lain, karena mendapat gaji yang lebih baik. (sur/adv)




