UPTD PSAAH Kaltim Fokus pada Pengasuhan dan Pembentukan Karakter Anak Asuh
NUSASATU, SAMARINDA – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Asuhan Anak Harapan (PSAAH) Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat perannya dalam memberikan pengasuhan dan pembinaan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, termasuk yatim, piatu, maupun yatim piatu.
Kepala UPTD PSAAH Kaltim, Indra Isnaini Putra, menjelaskan lembaga yang dipimpinnya memiliki lima fungsi utama pengasuhan, yakni pendidikan, bimbingan, perlindungan, pemenuhan kebutuhan pokok, serta pembangunan karakter.
“Kelima fungsi itu menjadi inti dari tugas kami di sini. Kami tidak hanya memberi tempat tinggal, tetapi juga menyiapkan mereka agar tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan berakhlak baik,” ujar Indra saat ditemui di kantor UPTD PSAAH, Selasa (28/10/2025).
Anak-anak yang diasuh di panti berusia antara 6 hingga 18 tahun dan seluruhnya mengikuti pendidikan formal di sekolah negeri. Dalam kondisi tertentu, mereka juga dapat bersekolah di sekolah swasta.
Indra menekankan, PSAAH berbeda dengan panti perlindungan anak. “Kalau di panti perlindungan anak itu anak-anak korban kekerasan, sementara di sini anak-anak dari keluarga tidak mampu. Kami menerima mereka berdasarkan hasil asesmen,” terangnya.
Selain itu, panti juga menampung anak jalanan, namun tetap melalui proses seleksi dan asesmen ketat untuk memastikan kondisi dan latar belakang anak tersebut. “Kami harus tahu latar belakangnya, karena bisa saja anak jalanan itu punya riwayat tertentu. Kami menjaga agar anak-anak yang sudah lama diasuh tidak terpengaruh hal negatif,” ujarnya.
Proses adaptasi anak di panti bervariasi. Ada yang cepat menyesuaikan diri, namun ada pula yang butuh waktu lebih lama. “Ada yang seminggu belum bisa tidur di kamar karena masih terbiasa hidup di luar. Tapi dengan pendekatan kasih sayang, akhirnya mereka bisa nyaman dan bergaul dengan baik,” tutur Indra.
Ia menyebut, pengurus panti memperlakukan seluruh anak asuh layaknya keluarga sendiri. “Kami ajarkan mereka untuk saling menyayangi. Yang tua kami minta menganggap yang kecil sebagai adik, dan sebaliknya,” katanya.
PSAAH juga mengutamakan pendidikan kejuruan agar anak-anak memiliki keterampilan kerja setelah lulus. Pembinaan spiritual juga menjadi perhatian penting. “Anak-anak Muslim kami bimbing salat dan mengaji, sedangkan yang beragama Kristen kami antar beribadah ke gereja setiap Minggu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Indra menyampaikan fasilitas panti kini semakin baik setelah rehabilitasi selama tiga tahun terakhir. UPTD juga menyiapkan kendaraan antar-jemput sekolah bagi anak-anak. Saat ini, sebanyak 100 anak dari 10 kabupaten/kota di Kaltim menjalani pengasuhan di PSAAH.
“Harapan kami sederhana, kami ingin melihat mereka berhasil dan mandiri. Sudah banyak alumni kami yang sukses, ada yang menjadi lurah, pegawai PDAM, bahkan di BUMD. Belum pernah ada anak asuh kami yang terjerat kasus kriminal,” pungkas Indra. (adv/bi)



