Tiga Bulan Terakhir Tangkapan Ikan di PPU Menurun
NUSASATU – Hasil tangkapan ikan di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami penurunan. Hal tersebut terjasi lantaran kondisi musim kemarau. Pun gelombang besar di laut yang terjadi pada Juli hingga September.
“Selain kemarau dan gelombang laut yang tinggi. Mata arah angin dalam 3 bulan yang lalu menuju angin selatan,” kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten PPU, Andi Trasodiharto, kemarin.
Katanya, sebagian besar nelayan tangkap tidak berani melaut. Namun secara kumulatif, hasil tangkapan saat ini masih tergolong tinggi di triwulan ke empat. “Biasanya setiap tahun di triwulan ketiga kurang lebih sekitar 6.000 ton ikan bisa didapatkan,” ujarnya.
Dari data yang dirilis Dinas Perikanan Kabupaten PPU, pada Januari sampai dengan Oktober 2023, total hasil tangkapan baru berkisar di 4.300 ton. “Itu artinya masih belum memasuki hingga akhir Desember 2023,” jelasnya.
Biasanya, puncak kenaikan dari hasil tangkapan ikan itu terjadi pada November dan Desember. Di dua bulan itulah, gelombang pasang surut air laut cukup tenang. “Hasil tangkapan biasanya akan lebih banyak, menutupi kekurangan di tiga bulan sebelumnya,” tuturnya.
Andi Trasodiharto menyatakan, untuk ikan budidaya air tawar, saat ini tidak menunjukan angka penurunan yang signifikan. Pasalnya, ikan budidaya hanya memanfaatkan lahan–lahan perkarangan yang dikelola oleh masyarakat. “Seperti ikan air tawar jenis nila, bawal, patin, mas hingga gurame,” ucapnya.
Tetapi, apabila sudah memasuki musim penghujan, pelaku usaha perikanan budidaya patut waspada. Pasalnya ada kejutan air hujan yang masuk ke dalam tempat pembudidayaan tersebut. Tak jarang 1 atau 2 ekor ada yang mati. “Kejutan air itu berupa nilai derajat keasaman (pH) jadi menurun,” paparnya.
Mengantisipasi hal itu, Dinas Perikanan Kabupaten PPU juga sudah mensosialisasikan hal tersebut kepada para pembudidaya jika mulai memasuki musim penghujan.
“Air yang paling bagus untuk perikanan budidaya air tawar itu pH-nya di atas 6-7,” tegasnya.
Selain itu, ikan air tawar dapat hidup sehat karena tiga faktor. Pertama, yakni kondisi lingkungan baik termasuk kualitas air kemudian bibit. “Yang paling terpenting adalah pakan. Karena pakan juga menjadi faktor pengaruh yang sangat menentukan,” bebernya. (aa/adv)



