Menilik Kegiatan Bidang Pembudayaan Olahraga di Kaltim dan Nasional (1)
Olahraga tradisional nyaris ditinggalkan di zaman sekarang. Namun, lewat Bidang Pembudayaan Olahraga, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) melestarikannya lewat sejumlah kegiatan.
SALAH satu kegiatan yang telah dilaksanakan Bidang Pembudayaan Olahraga adalah menggelar Festival Olahraga Tradisional (FOT) tingkat Kaltim. Mei lalu, kegiatan itu dilaksanakan di Aula Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Gelanggang Olahraga (Gelora) Kadrie Oening –Kota Samarinda. Di kegiatan ini, pelestarian olahraga tradisional tak hanya sekadar permainan. Bidang Pembudayaan Olahraga, juga melakukan terobosan; menggabungkannya dengan seni.
Di kegiatan itu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), berhasil menyabet juara terbaik pertama. Atas keberhasilan ini, mereka bahkan menjadi wakil Kaltim di Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional XIII (Fotradnas) 2024 di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Juni lalu. Sementara, juara terbaik kedua dan ketiga di FOT tingkat Kaltim diraih Kabupaten Paser dan Kota Bontang. Lalu juara harapan 1 dan 2 diraih Kabupaten Berau dan Kota Balikpapan.
“Ada lima kabupaten/kota yang mengikuti FOT. Penampilan mereka dinilai empat dewan juri. Terbaik pertama mewakili Kaltim di FOT tingkat nasional di Sulteng,” kata Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga, Dispora Kaltim, AA Bagus Surya Saputra.
Di kegiatan ini, para peserta harus menyajikan ragam olahraga tradisional sebagai esensi FOT yang dikemas dalam seni pertunjukan. Lebih spesifik, masing-masing peserta menampilkan olahraga tradional yang dikemas dengan unsur seni budaya tradisi daerah. “FOT ini seperti layaknya tampilan pergelaran seni dengan durasi maksimal 10 menit,” jelas AA Bagus Surya Saputra.
Disamping itu, penilaian dalam FOT kali ini terdiri empat unsur dan kriteria. Unsur olahraga yang dinilai meliputi narasi, tampilan gerak yang sinergi, kemampuan mental, kebanggaan, daya juang, kompetitif dan kemampuan pikir. Unsur subtansi olahraga tradisional mencakup orisinilitas, budaya daerah, menarik, meriah, manfaat, unik dan khas.
Selanjutnya unsur seni dan gerak seperti keserasian tampilan gerak, musik, dan aksesoris. Ditambah dengan ketentuan khusus seperti mengandung unsur olahraga tradisional, dan berpotensi menjadi permainan rakyat atau olahraga tradisional baru. (fai/adv)



