Ini Olahraga yang Digemari Anak dan Remaja Menurut Laporan SDI 2023
NUSASATU, SAMARINDA – Koordinator Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga, Bidang Pembudayaan Olahraga, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim), Suriani, mengungkap tingginya partisipasi anak dan remaja tehadap olahraga di Indonesia. Khususnya cabang olahraga (cabor) seperti sepak bola, bola voli, atletik, dan bulutangkis. Hal ini beradasarkan laporan Sport Development Index (SDI) 2023.
Katanya, pada anak-anak, partisipasi dalam sepakbola mencapai 29,5 persen atau setara dengan 6,4 juta anak. Partisipasi dalam atletik sebesar 18,9 persen atau setara dengan 4 juta anak. Partisipasi dalam bola voli mencapai 14,2 persen atau setara dengan 3 juta anak. Lalu pada bulutangkis sebesar 9,7 persen atau setara dengan 2,1 juta. “Ini seperti yang terungkap dalam laporan SDI 2023,” ujarnya.
Di kelompok pemuda, partisipasi dalam sepakbola mencapai 24,5 persen atau setara dengan 14,3 juta pemuda. Di atletik sebesar 21,3 persen atau setara dengan 12,4 juta pemuda. Di bola voli sebesar 18,8 persen atau setara dengan 10,9 juta pemuda. Dan pada bulutangkis sebesar 9,1 persen atau setara dengan 5,3 juta pemuda.
“Data tersebut memberikan gambaran bagaimana anak dan pemuda melakukan olahraga berdasarkan jenisnya. Sepakbola, atletik, bolavoli, dan bulutangkis menjadi olahraga yang popular bagi mereka,” ujar Suriani.
Sayangnya, potensi tersebut belum mampu ditransformasi menjadi prestasi di lingkup kawasan maupun global. Prestasi cabang sepakbola, atletik, dan bolavoli masih jauh dari potensi yang dimilikinya. “Artinya, prinsip trickle-up effect tidak berlaku dalam kasus ini. Yang berhasil mencapai performa tinggi selain bulutangkis, justru cabang olahraga yang populasi partisipan di kalangan anak dan remaja relatif kecil seperti angkat besi dan panjat tebing,” jelasnya.
Dari aspek tujuan, sebagian besar anak dan remaja melakukan olahraga untuk kesehatan. Pada anak tujuan kesehatan sebesar 68,9 persen dan pada pemuda sebesar 69,1 persen. Sementara itu, melakukan olahraga untuk tujuan menjadi atlet, pada kelompok anak sebesar 10,7 persen dan pada kelompok pemuda sebesar 4 persen.
Bagi Suriani, jika tujuan tersebut dikategorisasikan ke dalam prestasi dan nonprestasi, maka olahraga untuk tujuan nonprestasi pada anak sebesar 89,3 persen dan untuk tujuan prestasi sebesar 10,7 persen. Pada kelompok pemuda, olahraga untuk tujuan nonprestasi sebesar 96 persen dan untuk tujuan prestasi sebesar 4 persen.
“Pada usia 10-15 tahun, keinginan untuk menjadi atlet masih tinggi. Namun memasuki usia 16-30 tahun, keinginan tersebut sudah menurun,” tukas Suriani. (fai/adv)



