Pemkab PPU

Acungkan Jempol, Pj Bupati Serius Hadirkan TPI di PPU

NUSASATU – Keseriusan Pj Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Makmur Marbun dalam menyejahterakan perekonomial nelayan di PPU patut diacungkan jempol. Salah satunya terkait pengadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kelurahan Sesumpu, Tanjung Tengah, Logvon CV Alas (Kecamatan Waru), Desa Sesulu dan Desa Api – Api.

Hal tersebut berdasarkan hasil rapat Makmur Marbun bersama Direktorat Jenderal (Dirjen) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta pada 20 Oktober lalu.
“Hal itu kemudian ditanggapi serius oleh Dirjen KKP,” kata Marbun, ditemui, Jumat (3/11/2023).

Akhirnya, Direktur Kepelabuhanan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tri Aris Wibowo diperintahkan untuk melakukan tinjauan beberapa tempat tersebut. “Pasalnya, kondisi nelayan di PPU sangat memprihatinkan,” akuinya.

Diceritakan, keinginan untuk membangun TPI di PPU berawal, ketika dirinya melakukan tinjauan ke daerah – daerah sewaktu baru menjabat sebagai pj bupati di PPU.
“Sambil berolahraga saya memonitoring kondisi pasar, pangan hingga pelabuhan untuk nelayan yang ada di daerah Kecamatan Waru,” ujarnya.

Di situlah, dirinya bertemu dengan sebagain nelayan yang kebetulan ada di salah satu dermaga TPI di Waru. “Sambil berdiskusi, saya diajak nelayan tersebut untuk melihat kondisi dermaga tempat mereka menyandarkan kapalnya,” imbuhnya.

Ternyata, kondisi TPI itu sangat memprihatikan. Dia menyebutkan. Rasanya ini tidak adil. “Kita penghasil ikan, tapi tempat pendaratan ikannya sangat memprihatinkan,” jelasnya.

Mulai dari tambatan perahu hingga dermaganya yang tidak jelas. Belum lagi, lanjutnya, jembatannya juga kurang kokoh dan bergoyang sewaktu melintas. “Ternyata, sejauh ini, pemerintah provinsi pun tidak pernah mengetahui tentang lokasi itu,” timpalnya.

Padahal, menurutnya, nelayan di sana banyak. Ikannya hasil tangkapannya juga ada. Mirisnya lagi, ikan hasil tangkapan nelayan di PPU ternyata selama ini jual ke Balikpapan. “Saya bilang, kok ke Balikpapan. Nelayan dan ikannya ada di PPU. Kok malah masuk kesana,” tegasnya.

Tentu, yang mendapat keuntungan Balikpapan. Kemudian ikan yang dilelang di Balikpapan datang lagi untuk dijual di PPU. “Pake ongkos pula kesini. Ini namanya gak adil dong,” tungkasnya. (aa/adv)

Related Articles

Back to top button