Pemuda Kaltim Diimbau Tidak Jadi Penonton di Tanah Sendiri

NUSASATU, SAMARINDA – Rusmulyadi mengingatkan pemuda daerah untuk tidak bersikap pasif dalam menghadapi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di wilayah mereka. Ia menuturkan bahwa kehadiran IKN merupakan tantangan besar sekaligus peluang emas yang harus dimanfaatkan oleh generasi muda Kaltim.
“Kalau pemuda kita santai, tidak melihat IKN ini sebagai sesuatu yang bisa dimanfaatkan, kita akan menjadi penonton atau hanya jadi pengikut. Sementara orang luar berlomba-lomba datang ke IKN, menjadi pemimpin, dan ikut membangun pusat negara,” tuturnya.
Rusmulyadi juga menyoroti rendahnya partisipasi pemuda asli Kaltim dalam seleksi lembaga nasional, seperti Akademi Militer (Akmil). Saat berkunjung ke Akmil, Rusmulyadi menemukan bahwa sebagian besar peserta seleksi yang mendaftar di wilayah Kaltim bukan berasal dari putra daerah.
“Yang masuk Akmil itu bukan anak Kaltim, tapi mewakili Kaltim. Dia ikut tes di Kaltim. Kalau memang anak Kaltimnya tidak berhasil, berarti kita adakan Binlat,” katanya.
Sebagai tindak lanjut terhadap kondisi tersebut, Dispora Kaltim telah menyelenggarakan Program Bimbingan dan Latihan (Binlat) yang ditujukan khusus bagi pemuda yang memiliki KTP Kaltim. Program ini bertujuan meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi seleksi-seleksi nasional.
“Itulah kenapa kita mengadakan Binlat. Terdorong dari temuan tersebut, kita menemukan di lapangan ada kejadian seperti itu: yang masuk Akmil bukan anak Kaltim,” ungkapnya.
Seluruh program pelatihan akan diprioritaskan bagi pemilik KTP Kaltim, sebagai bentuk keberpihakan terhadap putra daerah. Dispora Kaltim berharap dengan adanya pelatihan dan peningkatan daya juang, pemuda Kaltim tidak hanya menjadi penonton, tetapi mampu berdiri sejajar, bahkan memimpin di tanahnya sendiri. (adv/bi)