News

Organisasi Relawan Isran Noor Soroti Hasil Survei yang Diduga Abal-Abal

Rilis salah satu Lembaga survei soal elektabilitas bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), membuat organisasi relawan Isran Noor, berang. Pasalnya, survei tersebut diduga tak benar lantaran merilis elektabilitas Isran Noor anjlok dibawah nama kandidat lain.

MENARIKNYA, nama kandidat lain yang muncul dalam survei tersebut adalah Ardiansyah Sulaiman, yang diklaim memiliki elektabilitas lebih tinggi dari Isran Noor. Padahal seperti diketahui, Ardiansyah Sulaiman merupakan bupati Kutai Timur (Kutim), yang justru memastikan diri maju kembali di Pilkada Kutim.

Mugeni, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Sempekat Nusantara Berdaulat (Serat), menegaskan narasi seperti ini tentu saja mengada-ada. Sebab elektabilitas Isran Noor disebut jauh lebih unggul, baik di atas kertas maupun di lapangan.

Mugeni menerangkan, survei yang dirilis Juni 2024 itu diklaim diikuti 1.200 responden. Tapi elektabilitas Isran Noor justru kalah. Bahkan nama bakal calon gubernur Kaltim lain, Rudy Mas’ud, juga kalah elektabilitasnya dengan Ardiansyah Sulaiman dalam survei tersebut. Dengan margin error 2,8 persen dan usia pemilih 56 tahun ke atas, tingkat elektabilitas Ardiansyah Sulaiman diklaim mencapai 14,8 persen, mengungguli dua nama populer seperti Isran Noor dan Rudy Mas’ud.

“Isran-Hadi (Hadi Mulyadi, bakal calon wakil gubernur Kaltim, Red.) sebelum ada survei, sudah dapat dukungan masyarakat Kaltim sebanyak 400.000 lebih. Ini (survei yang merilis elektablitas bakal calon lain mengungguli Isran Noor) mengada-ada,” katanya, Kamis 27 Juni 2024, malam.

Dia mengatakan, bukti dukungan 400.000 lebih dari masyarakat yang dimiliki DPP Serat, dibuktikan dengan Surat Dukungan (Surduk). Bukti tersebut bahkan telah dikurasi sejak 3 bulan lalu dan prosesnya ditutup bulan ini. “Surduk itu dukungan resmi per KTP (Kartu Tanda Penduduk, Red.), bukan abal-abal. Jadi kalau menurut kami, Isran-Hadi ini belum ada yang menandingi. Mau itu (pemilih, Red.) tua kah, muda, Surduk ini sudah terkumpul dan menjadi representasi suara masyarakat Kaltim,” ujarnya.

“Kami menilai bahwa dukungan yang objektif adalah Surduk yang langsung dari masyarakat. Bukan berarti kami tak percaya survei, kami perlu juga untuk pembanding. Tapi survei yang ini kan (survei yang merilis elektablitas bakal calon lain mengungguli Isran Noor) lembaganya itu terus,” ucapnya. “Kalau ada Pusdeham (Pusat Studi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Red.), LSI (Lembaga Survei Indonesia, Red.) dan Indo Barometer juga disebutkan, tidak masalah. Ini kan cuma satu survei saja,” timpal Mugeni.

Bagi Mugeni, munculnya nama Ardiansyah Sulaiman dianggap terlalu dipaksakan. Padahal, bupati Kutim itu sedang fokus untuk menghadapi Pilkada di Kutim sebagai calon bupati untuk periode kedua. Dia bahkan menyatakan, munculnya nama Ardiansyah Sulaiman bermuatan politis dan tak rasional. “Kenapa dinarasikan maju ke pemilihan gubernur? Ini kan terlalu dibuat-buat,” ulasnya.

Mugeni menganggap, DPP Serat merasa perlu menyampaikan bahwa Surduk yang telah dikumpulkan oleh pasangan Isran-Hadi, menggambarkan arah dukungan masyarakat Kaltim secara umum. Bahkn jumlah 400.000 lebih Surduk diklaim sebagai bukti Isran-Hadi jauh lebih unggul. “Intinya kami ingin sampaikan, bahwa gubernur Kaltim periode 2018-2023 (Isran-Hadi Red.) elektabilitasnya tidak ada yang menandingi,” tukasnya. (re)

Related Articles

Back to top button